8 Juni 2011

Rumi, Jiwa, dan Pengetahuan

Hanya dengan "pengetahuan" saja, jiwa tidak dapat diuji;
Pengetahuan berlimpah, jiwa yang lebih agung pun abadi
Jiwa kita melampaui milik si bukan-insani;
Sebab, kian pengetahuan, ia makin dipahami.
Meski malaikat meyandang jiwa yang lebih mulia;
Sebab mereka serba kamil nan tak memendam rasa.
Penguasa sanubari tetap punya jiwa;
Lampaui milik para malaikat! Tinggalkan amalan hina!

Itulah mengapa Adam pantas beroleh hormat malaikat;
Jiwanya, telah Tuhan tinggikan, ungguli jiwa mereka.
Sebab, bagaimana mungkin Tuhan yang Arif berfirman palsu:
Yang lebih tinggi hormati yang rendah?
Tidakkah Keadilan dan Kasih Tuhan menentang.
Seutas onak tanpa harkat dipuja sekuntum mawar?

Apakah jiwa itu? Kesadaran akan baik buruk,
tak suka kerusakan, gandrung kebaikan.
Dan, sebab hakikat jiwa damba kesadaran,
Yang lebih sadar, lebih agung jiwanya.
Sepotong jiwa agung menembusi segala batas,
Semua jiwa lain memuja dan menaatinya-
Jiwa manusia dan malaikat, burung dan ikan;
Sebab jiwanya mengangkas sedang jiwa lain merana.

Dan karena kesadaran-ia damba,
Dan ini tidak mencipta kesan kecuali pada wilayahnya.
Jiwa yang lebih sadar, lebih kemilau;
Dan lebih karib mereka akan Tuhan, ilahi.
Sebab jiwa itu suatu keseluruhan yang bisa dikenali;
Mereka yang tanpa wawasan tanpa jiwa.

*) Jalaluddin Rumi dikutip dari buku Manusia dan Agama; Membumikan Kitab Suci karya Murtadha Muthahhari

2 komentar:

Tarry Kitty mengatakan...

Maknanya dalam bngt
Wajib untuk diRenungkan :)

Kasim Muhammad mengatakan...

Iya, Rumi memang piawai dengan syair nya...

Terima kasih...:)