20 Maret 2011

Kemana Denny Indrayana?


Siapa yang tidak kenal Denny Indrayana, Staf Khusus Presiden SBY. Perannya sebagai sekretaris Satgas Mafia Hukum turut melambungkan namanya. Bahkan popularitasnya melampaui menteri sekalipun. Namanya diblow up habis-habisan oleh media lokal. Terhitung sejak pertengahan 2010 sampai awal 2011, wajah dan nama Denny Indrayana merupakan langganan tetap media. Kasus mafia pajak yang melibatkan sang mafia kelas kakap Gayus Halomoan Tambunan adalah pemicu utama terdongkraknya nama Denny Indrayana. Dosen UGM lulusan The Univercity of Melbourne Australia ini menjadi aktor hebat selain Gayus sendiri yang lebih dulu dinobatkan sebagai aktor utamanya.

Awal perjalanannya, Satgas Mafia Hukum begitu dominan. Kasus Gayus yang sangat sulit ditangani oleh polisi, nyatanya berhasil diuraikan secara gamblang oleh Satgas Mafia Hukum di media. Gayus terseret ke pengadilan dengan status public enemy, bahan lelucon masyarakat. Denny Indrayana lah yang membeberkan semuanya, media sebegitu akrabnya dengan Mas Denny, panggilan akrabnya, setiap saat wajahnya muncul di media. Kesalahan Gayus dimuntahkan, tak tersisa. Hebatnya, Mas Denny dianggap menjadi sumber paling akurat mengenai kasus Gayus, masyarakat bahkan lebih percaya Mas Denny dibanding Polisi, bahkan Jaksa Sekalipun. Episode ini, Gayus adalah mafioso pajak yang merugikan negara miliyaran rupiah, koruptor yang pantas dihukum seberat-beratnya[titik]

Petaka Satgas Mafia Hukum aka Denny Indrayana ketika menyinggung penggelapan pajak 3 perusahan Aburizal Bakri yang melibatkan Gayus. Bendera perang politik seakan berkibar dengan lantangnya, kasus Gayus dipolitisasi. Walaupun kita semua mafhum ketika beberapa indikasi menegaskan bahwa  kemunculan Gayus sarat dengan rekayasa politik. Yah, seperti agenda yang sudah tersusun rapi. Seiring dengan merebaknya Kasus Gayus,  beberapa kalangan menilai bahwa selama ini Gayus punya koneksi dengan beberapa perusahaan milik Bakri. Media akhirnya memojokkan Bakri, yang dituding menggelapkan pajak perusahaannya dengan menjadi klien Gayus. Saking terpojoknya, sampai-sampai TVone-media milik Aburizal Bakri, tidak pernah menayangkan perihal Gayus. Denny Indrayana menang satu langkah. Kasus Gayus menjadi bertele-tele, tak jelas juntrungannya dan semakin meraja lela, DPR pun bergerak. Isu Kasus Century diangkat kembali sebagai antitesis Kasus Gayus, Partai Golkar menjadi dalangnya. Hasilnya, kasus Gayus dipercepat, vonis akhirnya dijatuhkan. Menurut vonis hakim, 7 tahun adalah hukuman yang pantas untuk Gayus, sangat jauh dari tuntutan jaksa yaitu 20 tahun penjara. Rakyat tidak percaya, hukumannya terlalu ringan, menurut mereka. Episode merupakan antiklimaks kasus Gayus. Rakyat bertanya, apakah Gayus benar-benar seorang penjahat atau Satgas Mafia Hukumlah penjahat sebenarnya?

Tak lama berselang, Gayus membeberkan apa yang 'sebenarnya'. Menurutnya, Satgaslah (Denny Indrayana dkk)  yang membesar-besarkan kasusnya, "Mas Denny yang mengatur semua kebohongan ini, kasus saya tidak ada hubungannya dengan perusahaan Bakri, kasus saya dipolitisasi" papar Gayus. Mas Denny  ketika dikonfrontasi terlihat defensif dan menyatakan bahwa apa yang dia ungkapkan selama ini benar adanya. Kasus Gayus pun terus di blow up media, terutama TVone. Akhirnya Mas Denny tersudut, rakyat menuduhnya berbohong, memanfaatkan kasus Gayus demi agenda politik yaitu menjatuhkan Aburizal Bakri. Ini bisa dipahami karena posisi Pak Ical adalah ketua umum Golkar dan selama ini Golkar menjadi koalisi "yang nakal". Oleh karena itu harus diberi sedikit shock therapy. Sayangnya, usaha tersebut berbalik arah, muncullah antipati terhadap Satgas (Denny Indrayana dkk), bahkan melibatkan presiden SBY. Kali ini Gayus muncul bak pahlawan, dibantu pengacaranya yang berapi-api, Hotma Sitompul. Episode ini, Gayus jadi pahlawan, Aburizal Bakri "menang", Satgas aka Denny Indrayana kalah, kasus ditutup [titik]

Apa yang terjadi? Mas Denny menghilang bagai tuyul. Di media, jejaknya memudar seiring waktu, walaupun sebenarnya masih ada yang perlu dituntaskan di kasus Gayus, masih banyak pertanyaan tak terjawab. Tak lama, kasus Gayus pun mulai menghilang. Saya berkesimpulan, agenda politik sudah selesai! Mas Denny benar-benar hilang di media (TV). Apa maksudnya? Tidak usah jauh-jauh, pasti ini agenda politik lagi. Kali ini Denny Idrayana digudangkan dulu, dininabobokan di istana, bahaya kalau dilepas, terlalu banyak jackal di luar istana. Sebenarnya keadaan yang sama pernah terjadi pada tahun 2009 akhir ketika kasus Century menjadi tontonan menarik. Saat itu, Boediono, wakil presiden, yang digudangkan karena diduga terkait kuat dengan Penggelapan dana Century sebesar 6,7 Triliyun. Butuh waktu lama bagi Boediono sampai dia keluar dari 'gudang' dengan muka tak bersalahnya. Tahun 2005, SBY yang digudangkan ketika kenaikan BBM terjadi. Presiden sama sekali tidak muncul di media selama beberapa pekan ketika kenaikan BBM bergejolak. Satu yang pasti, MEREKA AKAN MUNCUL LAGI KETIKA RAKYAT SUDAH LUPA ATAU MEMAAFKAN KESALAHAN MEREKA. Itulah rakyat Indonesia, PELUPA DAN PEMAAF...

5 komentar:

Anonim mengatakan...

Tidak ada agenda politik secuilpun. Saya terus bekerja berdasarkan idealisme antimafia yang saya yakini. Masalah tidak muncul di media karena memang tidak ada kesempatan untuk muncul. Mengapa? Sederhana, saya telah mengganggu comfort zone para mafioso.

Salam juang,
Denny Indrayana

Anonim mengatakan...

mantap gan..

Kasim Muhammad mengatakan...

Terima kasih atas komentarnya mas...
Bagaimana pun saya hanya melihat kecenderungan. Muncul dan tenggelamnya isu berdasarkan "pesanan" pihak tertentu, termasuk pemerintah. Semoga saja "idealisme antimafia" yang Mas yakini benar adanya dan isu Gayus bukan "paket pesanan" melainkan niat baik untuk membongkar mafioso pajak.

salam,
kasim muhammad

Kasim Muhammad mengatakan...

anonim: thanks sob...

A.Hadi purnomo Sucitra mengatakan...

Kasus gayus adalah isu politik belaka...