24 April 2011

Kurt Cobain melacur

April 1994, Kurt Cobain menembak pelipisnya dengan sepucuk Remington ukuran 20. Sebagai pentolan Nirvana, band terpenting di era 1990-an, setiap tindak tanduknya selalu dikuntit media. Banyak media berspekulasi tentang kematianya. Fakta yang diperoleh, di samping mayatnya, secarik kertas berisi tulisan,
Mending terbakar habis, ketimbang padam secara pelahan
Itulah kalimat terakhir Kurt Cobain. Pentolan band cadas ini frustasi karena semua album yang ditelorkan oleh Nirvana laku keras di pasaran. Bahkan album Nevermind sempat menyalip penjualan album Micheal Jackson. Lho kok bisa? Bukankah hal ini menjadi impian semua grup musik. Digemari, album laku keras, populer dan lantas menjadi kaya raya.

Sayangnya, Kurt Cobain punya visi lain dalam bermusik yang telah menjadi idealismenya. Dia adalah pemberontak, melawan arus, anti-kemapanan, punk, dan tidak mau tunduk pada sistem (kapitalisme). Sebagai bentuk perlawanan Kurt Cobain dkk, aliran musik yang diusungnya sangat bertentangan dengan sistem yang ada saat itu.

Apa yang terjadi? Nirvana sukses besar. Albumnya laku keras di pasaran. Inilah masalah terbesar yang terjadi. Kurt Cobain terus dirongrong keraguan di dalam otaknya, dia telah "melacurkan diri," telah ikut arus. Bisikannya semakin keras dan semakin lama, kepala Kurt Cobain terus dihinggapi "rasa bersalah."

Akhirnya, sebelum dia "melacur secara total," lebih baik dia menghentikannya sekarang! Tak ada jalan lain, kematian adalah solusi terbaik demi menjaga idealismenya bahwa "punk adalah kebebasan." Dia menenggak heroin dosis tinggi dan menotolkan senjata di pelipisnya. Doooorr! Kurt Cobain tamat.

Sayangnya, Kurt Cobain begitu naif. Kesalahan terbesarnya adalah dia tidak menyadari bahwa tidak ada yang namanya melawan arus, pemberontakan, anti-kemapanan, dan sebagainya. Semua itu hanya ilusi, tidak ada yang namanya alternatif, tidak pula ada pelacuran, dan yang terpenting tidak ada hubungan antara musik dan kebebasan.

Lihat saja, celana botol, anting perak, baju junkies, dan rambut mohawk yang muncul karena semangat perlawanan, pemberontakan terhadap kemapanan, malah menjadi ikon terhadap kemapanan itu sendiri. Celana botol super ketat kini menjadi mainstream mode masa kini. Inilah yang disebut "lacur" oleh Kurt Cobain.

Sama sekali tidak ada niat untuk mengacuhkan semangat komunitas punk, hanya saja mereka seharusnya sadar bahwa yang mereka sebut "kebebasan," tak lebih ari sekedar ilusi fiktif.  Toh, simbol yang mereka bawa hanya akan memperkuat sistem yang ada. Bukan hanya komunitas punk, komunitas lain yang menyuarakan kebebasan, melawan arus, dan anti-kemapanan akan terkooptasi dan terseret arus besar.

Kurt Cobain melacur. Akh, sangat naif...

2 komentar:

Flevan mengatakan...

saya ngefans bgt sama band yg satu ini..duluu... poor kurt..but lagu"nya tidak akan pernah mati

Kasim Muhammad mengatakan...

betul sekali sob...
RIP for Cobain. Setidaknya dia menjaga idealismenya....