16 Maret 2014

Gorontalo Pada Suatu Siang

Jam besar menggelantung di lobby hotel. Pukul 07.45 sopir tiba di pelataran hendak menjemput. 12 orang dari kami enggan berbicara dan bercanda seperti hari-hari sebelumnya. Musababnya, tepat pada hari itu, Kamis 13 Maret 2014, kepala divisi regional X akan membacakan Surat Keputusan penempatan. Keputusan yang akan mengubah bentuk cara hidup kami, setidaknya untuk jangka 2-3 tahun ke depan. Hening berlanjut dalam perjalanan ke kantor. Sopir memancing tawa tapi kami bungkam. Memikirkan nasib dan jalan yang menentukan. Masa depan di ujung tinta selembar kertas yang kini ada di tangan kadivre. Betapa menjengkelkannya.

Tiba di kantor, duduk di lobby. Semburan AC membuat beku suasana. Kami berkumpul, berdempet menoleh ke ruangan kepala unit SDM. Menanti arahan. 08.45, seorang staf mengarahkan kami menuju ruangan kadivre. Ibu paruh baya itu tampak kukuh menyambut kami dengan ramah. Sorot matanya menebar aroma tegas. Kami duduk melingkar, pasang muka ramah dengan sedikit senyum. Kadivre memulai pembicaraan, memperkenalkan diri dan perjalanan karirnya selama mengabdi di perusahaan. Kami pun begitu, berdiri satu per satu, memperkenalkan nama, asal daerah, latar belakang pendidikan dan seterusnya. Suasana bertambah horor kala staf lain memasuki ruangan dengan selembar kertas di tangan kanannya.

Oh, ternyata SK Penempatan. Ekspresi kami langsung berubah. Ibu berambut sebahu itu memandang kami dengan senyum simpul. Kata motivasi langsung keluar dari mulutnya sebagai respon atas ekspresi kami. Waktu terasa lambat, saya seakan berada di dunia lain. Membayangkan daerah mana saja yang kemungkinan menjadi tempat saya menghabiskan banyak waktu nantinya.

SK dibacakan seperti surat vonis. Satu per satu. Ekspresi senang dan sedih bercampur ketika teman yang lain mendengar penempatannya. Tiba giliran saya. "Muhammad Kasim, kamu ditempatkan di kantor cabang Gorontalo. Di sana kamu harus bla bla......" Kalimat terakhir itu tak lagi saya dengarkan. Pikiran saya terlalu sibuk memikirkan apa yang akan saya lakukan di sana. Saya akan menghabiskan waktu panjang di daerah yang sama sekali belum pernah saya injak. Pikiran saya terlalu sibuk hingga tak lagi mendengarkan kelanjutan pembacaan SK penempatan.

Jumat sore. Hujan. Bandara Sultan Djalaluddin saya injak pertama kali. Tanggal 14 Maret 2014. Momen yang akan saya ingat seumur hidup...


Gorontalo, minggu 16 Maret 2014. 12.05 pm

Tidak ada komentar: