30 April 2009

Koalisi Jadi-jadian; Sebuah Fenomena haus kekuasaan

Pemenang pemilihan umum (PEMILU) 2009 hampir bisa dipastikan. Pemilu yang diklaim sebagai PEMILU terburu sejak reformasi. diprediksikan jumlah Golput mencapai 40%. Banyak yang terharu saking senangnya karena menang. Namun tidak sedikit pula yang menangis, gila sampai-sampai meninggal. Pada umumnya, stres akibat kalah dalam pemilu disebabkan ketidaksiapan mental. Tidak siap untuk mendengar kata kalah. Beginilah akibatnya kalau terlalu banyak yang berjudi dalam PEMILU 2009. Sampai saat ini Partai Demokrat masih memimpin dengan perolehan suara 20% disusul Golkar dan PDIP masing-masing 14%. Hasil ini membuat PD di atas angin. Yah, akhirnya SBY dapat memilih sendiri pasangannya. Yang berakibat Golkar yang merasa di'talak 3' berangsur menjauh dari PD. Akhirnya partai 'jaim', PKS mendekat ke kubu SBY dengan sebuah amplop tertutup. entah apa isinya, tapi kemungkinan besar adalah nama cawapres yang diusulkan oleh PKS. perlahan namun pasti partai midle lain pun mulai mendekat. misalnya PAN, PBB, PPP dan beberapa partai gurem. Aksi beberapa partai midle ini adalah untuk 'cari aman' supaya bisa ikut memegang indonesia 5 tahun ke depan. Beda halnya dengan Golkar yang kecewa dengan PD. Golkar yang selama ini memegang pengaruh penting di DPR maupun di kabinet Indonesia Bersatu SBY-JK merasa dikhianati. kenapa tidak, SBY sebagai Capres mengajukan syrata pada JK yaitu Cawapres tidak memiliki jabatan ganda. Tentunya ini hampir mustahil bagi JK yang menjabat sebagai Ketua Umum DPP Partai Golkar. JK pun akirnya unjuk gigi dengan mendekati PDIP untuk membicarakan koalisi raksasa 2 partai besar dan diikuti partai muda lainnya senisal Hanura, Gerindra dan lain-lain. Kalau skenario di atas tetap jalan sampai 9 Mei 2009, kemungkinan besar akan muncul dua Raksa yang bertarung yaitu kubu SBY dan Kubu JK-Mega. Ini di prediksikan akan menjadi pertarungan terakbar sepanjang sejarah indonesia. Akan sangat ketat sekali persaingan antara keduanya. SBY dengan wibawanya dan prestasinya selama in. Mega dengan Pemilih Loyalnya dan JK dengan Indonesia Timur-nya. Ada yang lucu jika skenario di atas berjalan. Bagaimana tidak Wiranto, SH pendiri Hanura dan Prabowo Pendiri Gerindra adalh musuh bebuyutan sejak reformasi 1998. Beberapa hari yang lalu mereka berpelukan untuk pertama kalinya selama 11 tahun. Karena apa, apalagi kalau bukan politik, kekuasaan akan semakin mendekat bila mereka bersatu. Fenomena ini membuat geger pengamat. Inilah yang saya sebut sebagai Koalisi Jadi-jadian.Tidak jauh berbeda dengan hal di atas. Amin Rais yang selama ini sering mengkritis kebijakan SBY-JK melakukan manuver yang tidak terduga yaitu mendekat ke kubu SBY. Padahal, Amin dalam Bukunya Agenda mendesak bangsa (Selamatkan Indonesia) menyebutkan bahwa pemerintah saat ini bersifat Inlander, tidak patriotik, membeo pada korporasi asing, dsb. Seakan, maaf, menjilat ludah sendiri. Seperti itulah politik indonesia. Ketika kepentingan sama, apapun akan di fleksibelkan.

Tidak ada komentar: