
Ternyata Makassar mempunyai potensi lain yang jauh lebih positif selain cap yang lebih dulu diterima yaitu kota anarkis. Yah, selama ini makassar sering diidentikkan dengan kekerasan. Demonstrasi anarkis, bentrok mahasiswa dengan aparat, adalah sekelumit kejadian yang jarang ditemukan di daerah lain kecuali makassar. “Demonstrasi tanpa bentrok dengan aparat (polisi,red), bagaikan sayur tanpa garam, hambar!” Salah satu doktrin senior yang pernah saya dapatkan. Tak ayal, prestasi gemar membaca yang dialamatkan ke Makassar membuat saya heran sekaligus kagum. Selain anarkis, makassar juga gemar membaca.
Menurut Project Officer Gerakan Makassar Membca (GMGM), Wahyudi Muchsin, hasil yang dicapai kota makassar tidak lepas dari dukungan pemerintah kota makassar yang mendirikan beberapa perpustakaan di tingkat kecamatan. Selain itu, budaya membaca yang mulai terbangun menjadi faktor utama hasil yang dicapai kota makassar ini. Yadi berharap, sapaan akrab Wahyudi Muchsin, toko buku menjadi tujuan utama jika mempunyai waktu luang untuk jalan-jalan.
Mengenai Yogyakarta yang menempati urutan pertama kota gemar membaca bukanlah hal aneh. “Makassar dikalahkan Yogyakartakarena faktor kota tersebut adalah kota pelajar. Kami berharap Makassar bisa mengantikan Yogyakarta suatu saat nanti” papar Yadi. Jadi, sangat wajar Yogyakarta menempat urutan pertama, tapi dengan upaya berbagai pihak, Makassar tentunya berpotensi menggeser posisi yogyakarta. Semoga saja!
2 komentar:
jasa buat account google adsense hanya 30rb, berminat? call/sms 02168936593 stelah account jd..baru byr..
thanks infonya sob...:D
Posting Komentar