20 Oktober 2011

Dear, Mencitku

Dear, mencitku...
Sebulan lamanya kita bersama. Suka duka kita lewati.
Berbagi roti, sepotong berdua. Kini kau jadi bagian hidupku.
Tiap hari kita bertemu. Aku menyapamu, di kandang yang sederhana ini.
Tahukah kau, betapa berartinya dirimu sekarang. Meskipun kau menggigitku, aku tidak mengeluh.
Tidak mengapa,

Bulu disekujur tubuhmu berdiri. Aku mengerti, kau sedang galau.
Aku mengelusmu, dengan lembut, dan penuh perasaan. Sambil berharap, engkau bisa tenang dan nyaman.
Aku sadar, kandang tidak bisa menenangkan perasaanmu.
Tapi, itulah yang paling aman. Aku tidak ingin hewan lain mengganggumu.
Sungguh, aku tidak rela.

Aku tahu, kau benci spoit.
Saya juga meringis membuncah ketika spoit 1 mL merogoh masuk ke mulut sampai lambungmu.
Tapi harus kulakukan.
Aku sudah berusaha melakukannya sebaik mungkin agar tidak menyakitimu.
Maafkan sobatmu ini.

Tahukah kau, mencitku. Lima tahun sudah aku berstatus mahasiswa dan belum sarjana.
Orang tuaku sudah menanyakan pertanyaan yang sama, ribuan kali: Kapan kamu sarjana, nak?
Harus kujawab apa. Kini kau jadi tumpuan harapan terakhirku.
Nyawaku di ujung napasmu, kini.

Mencitku sayang...
Tidak mudah menulis tentangmu. Apalagi puisi tentang mencit. Kenapa?
Tidak seorang pun pernah melakukannya.
Tapi, aku melakukannya, demi kamu.
Aku rela diteriaki bencong, demi kamu.
Apa pun kulakukan, demi kamu. Apalagi kalau bukan untuk menyenangkan kamu.

Wahai mencitku,
Bertahanlah, sepekan tidak akan terasa.
Walaupun, kau dan teman-temanmu akan mati akhirnya.
Percayalah, pengorbanan besarmu akan aku hargai.
Mati karena penelitian. Terdengar sangat indah kawan!
Seperti mati syahid. Kau tahu? Dijamin masuk surga! Maka berbahagialah.

Teruntuk mencitku,
Bertahanlah, kawan.
Doaku menyertaimu, orang tuaku, teman-temanku.
Semoga engkau sehat sampai saatnya tiba.
Ikhlaskan dirimu, jangan nakal, apalagi berbuat mesum. Ingat itu!
Doakan juga, semoga hasil penelitianku bagus...

Peluk dan cium dari sahabatmu yang tampan ini...


@Makassar, 20-10-2011

2 komentar:

Rhanurul mengatakan...

hahaha...astagaaaaa....seriusku baca...
semoga penelitiannya berhasil mas...ckckck

Kasim Muhammad mengatakan...

hahaha...Saya cuma iseng nulis puisi mba, yah beginilah hasilnya...

Amin,..terima kasih doanya mba...:D