17 Maret 2011

Jangan Mengoleksi Buku Motivasi, Haram!

Ratusan bahkan ribuan buku motivasi (self help, pengembangan diri) diterbitkan tiap tahunnya. Jenis maupun judulnya macam-macam. Walaupun isinya sama/hampir sama orang tetap saja membeli buku semacam ini. Tak jarang buku jenis ini menjadi bestseller setiap tahunnya. Coba saja anda jalan-jalan ke toko buku, saya yakin anda akan mendapati buku motivasi terpajang rapi di rak bestseller atau new arrival sebagai bukti betapa diminatinya buku ini. Tahukah anda, fakta ini hanya berlaku di Indonesia, tidak di negara lain, terutama negara maju.

Terus terang, mulanya saya adalah penggemar berat buku motivasi, self help. pengembangan diri, atau semacamnya. Tak jarang saya ke toko buku hanya untuk mendapatkan buku motivasi edisi terbaru. Bahkan saya sering lupa waktu kala berhadapan dengan halaman buku ini, Sungguh menyenangkan. Akhirnya, buku motivasi saya bertumpuk, jenis terbanyak di rak buku. Kenapa? Semua masalah seakan selesai dengan buku ini. Hal yang tidak mungkin anda dapatkan di buku filsafat, buku ke-profesi-an (kedokteran, farmasi, akuntansi, ekonomi, hukum, dll). Mungkin alasan yang sama sehingga ribuan orang rela menyisihkan uang demi buku 'ajaib' ini.

Anda jangan ikuti saya?
Mungkin anda bertanya, loh, kok begitu, buku motivasi kan sangat bagus untuk pengembangan diri. Sama sekali saya tidak melarang anda membeli buku, hanya saja 1-2 maksimal 3 buku motivasi sudah cukup, malah lebih dari cukup. Anda harus tahu, semua buku motivasi isinya sama! teknik untuk sukses tidak pernah berubah sejak zaman batu, anda harus jujur, disiplin, ulet, pantang menyerah, dll untuk sukses. Wejangan semacam ini sudah ada sejak dahulu kala. Buku motivasi kemudian muncul dengan bahasa yang berbeda, sedikit nyentrik supaya orang mau membaca wejangan usang tersebut dan tentunya laku dipasaran. Hemat saya, tidak ada gunanya anda menumpuk buku motivasi-seperti yang saya lakukan, hanya buang-buang uang. Kecuali anda punya harta melimpah. Buku jenis lain akan jauh lebih bermanfaat.

Saran?
Miliki buku motivasi, baca dengan tuntas. Sedikit saja, jangan mengoleksinya. Ini sebagai tahap awal merangsang minat baca. Selanjutnya cari (koleksi) buku yang anda minati atau yang berhubungan dengan profesi anda (diutamakan). Buat penggemar novel, silahkan koleksi, itu bagus, tapi sebaiknya anda menyisihkan uang untuk buku yang lebih aplikatif dan bisa digunakan dalam keseharian anda. Intinya, jangan mengoleksi buku motivasi! maksa...hehe

Hampir lupa, JANGAN terprovakasi dengan judul artikel ini, HARAM! Semoga bermanfaat, ada tanggapan, saran, atau caci maki, silahkan beri komentar

2 komentar:

Abdul Sidik mengatakan...

yang sulit itu bukan membeli bukunya ya? tapi mengaplikasikan dari buku tersebut...so, tetap aja buku motivasi seabrek, kalau hanya jadi koleksi tanpa diaplikasin, tul tidak?

Kasim Muhammad mengatakan...

Betul sob, jauh lebih baik membeli satu buku dan mengaplikasikannya daripada membeli banyak buku tpi tidak menerapkannya...