9 April 2011

Si Gila Nietzsche yang Pesimis

Friedrich Wilhelm Nietzsche
Friedrich Wilhelm Nietzsche lahir pada tanggal 15 Oktober 1944 di Saxony (saat itu bagian dari kerajaan Prussia). Merupakan salah satu tokoh pertama filsafat eksistensialisme (filsafat yang meyakini bahwa manusia adalah pusat/sumber kebenaran dan bebas memberikan persepsi terhadap suatu objek mengingat kebenaran, menurut mereka, adalah relative). Ayahnya seorang Lutheran yang sangat mengagumi Friedrich Wilhelm IV. Beberapa tahun setelah kelahiran Nietzsche ayahnya meninggal, yaitu pada tahun 1849. Patut dicatat, kakek, ayah, dan Nietzsche sendiri meninggal dalam keadaan gila.

Diyakini bahwa kematian ayah Nietzsche karena pelemahan otak, hasil diagnose menunjukkan seperempat otaknya telah rusak akibat pelemahan. Menurut dokter, penyakit ini tidak menurun, tapi terbukti Nietzsche meninggal karena pelemahan otak, persis yang dialami ayah dan kakeknya.

Sejak itu Nietzsche diasuh oleh para perempuan suci (ibu, kakak perempuan, dan bibinya yang perawan tua) dan dididik untuk menjadi pendeta sampai pada usia 19 tahun. Namun kenyataan berkata lain, Nietzsche membangkang, dia menjadi sangat tak terkendali. Berkelahi, mabuk, dan bercinta dengan pelacur (yang terakhir menurut Nietzsche, hanya kebetulan). Malangnya, Nietzsche mengidap syphilis, suatu penyakit yang tidak bisa disembuhkan saat itu.

Setelah pindah di Leipzig, The World as A Will and Representation karya Schopenhauer mengubah hidup Nietzsche dan menjadi pengagum Schopenhauer yang fanatik. Ajarannya tentang pesimisme dan keterasingan merasuk dalam jiwa Nietzsche muda. Sejak saat itu, Nietzsche menjadi seorang atheis. Salah satu slogannya yang sangat terkenal:
Tuhan telah mati
Hiduplah menantang dalam bahaya
Apakah obat terbaik? Kemenangan (The Dawn, 571)
Setelah mendeklarasikan kematian Tuhan (Tuhan yang diyakini penganut Kristiani), dia terus menggonggong dengan filsafatnya. Menurut Nietzsche, manusia hidup untuk berkuasa (will to power). Selain itu, sikap anti-semitnya menjadi sangat kontroversial dan dikemudian hari menjadi alasan Nazi melakukan holocaust.

Nietzsche adalah penyendiri dengan tubuh yang lemah dan penyakit yang terus menggerogotinya. Akhirnya, pada tahun 1889, Nietzsche mengalami gangguan mental yang tak bias disembuhkan lagi dan pada tahun 1990 dia meninggal di Weimar setelah lebih dari satu dekade mengalami kegilaan. Bukti kemurungan Nietzsche terlihat pada beberapa tulisannya:
Kita harus membuang jauh-jauh sikap lembut dan kehalusan hati. Sebab kelembutan adalah kelemahannya. Kepatuhan dan kerendahan hati adalah hina dan cela. Kelembutan, lapang dada, pemaaf, dan tenggang rasa adalah kemunduran dan hilangnya kemauan keras… Kita harus melepaskan diri kita dari orang lemah dan tak berdaya, serta mengusir mereka sejau-jauhnya dari tengah kita…(Will to Power)
Nietzsche membuat penjara bagi dirinya sendiri di tempat ia hidup. Di akhir hayatnya, ketika manusia memetik buah pemikiran yang pernah disemainya, Nietzsche malah menjadi gila dan menulis sepucuk surat pada saudara perempuannya. Dalam surat itu, dengan penuh keputusasaan, dia menulis,
Setiap waktu berlalu, kehidupan terasa semakin mahal… sejak beberapa tahun belakangan ini aku begitu menderita dengan penyakit yang telah membuatku sesak, kedinginan, dan begitu menyakitkan. Tapi aku belum pernah mengalami kecemasan dan keputusasaan seperti yang kualami saat ini. Apakah gerangan terjadi? Telah terjadi sesuatu yang semestinya abadi. Perselisihanku dengan semua orang telah menyebabkan mereka tidak lagi percaya kepadaku. Kita semua salah. Duhai, hari ini aku telah begitu menderita oleh kesendirian ysang drastic, yang membuatku tidak lagi dapat tertawa walaupun dengan seorang raja, atau minum secangkir the dengan seseorang. Tidak ada seorang pun yang mau membangun persahabatan yang dapat menyegarkan jiwa
Yah, Nietzsche memang terkenal dengan filsafatnya yang gaungnya membuat orang tetap terjaga sampai saat ini. Filsafatnya tentang manusia super (superman), kehidupan abadi (eternal recurrence), atau tentang satu-satunya tujuan peradaban yaitu menghasilkan manusia hebat seperti Goethe, Napoleon, dan dirinya sendiri. Di tangannya, filsafat menjadi sangat berbahaya, tajam, dan persuasif. Namun di balik gaungnya yang mendunia, kegilaan, pesimisme, kemurungan, keputusasaan, dan keterasingan menjerat sampai akhir hayatnya. Itulah si gila Nietzsche yang pesimis


1 komentar:

Mohammad Roes mengatakan...

Friedrich Wilhelm Nietzsche beli emas di sini
http://goldroyalmint.blogspot.com/
Salam emas & perak. Dinar Kulim & D'Ehsan untuk simpanan, pelaburan & koleksi peribadi.
Beli yokkk