1 Mei 2011

Badan Memar Plus Utang 40 ribu Rupiah

Jumat, 29 april 2011 adalah Hari yang tidak akan saya lupakan. Kejadian mengejutkan tiba-tiba saja menimpa yang mengharuskan tubuhku tergolek di ruang UGD RS. Wahidin Sudirohusodo, Makassar. Mulai dari kedua kaki, pinggang, kedua tangan sampai kepala sebelah kanan, semua tidak luput dari merahnya betadine. Entahlah mungkin saja menemui hari yang sial, walaupun saya sedikit bersyukur karena ‘partner’ kecelakaan yang dirawat di bilik sebelah terancam amputasi kedua kakinya sedangkan saya hanya luka lecet dan memar akibat benturan dengan aspal keras.

Ketika itu, pukul 11.40 saya mengajak teman Jumatan di mesjid kampus UNHAS. Karena jaraknya agak jauh dari Fakultasku, Farmasi, kami memutuskan untuk naik motor. 11.45 kami tiba di Mesjid untuk menunaikan kewajiban yaitu shalat jumat. Tepat jam 1 siang shalat jumat usai dan kami keluar dari mesjid. Rencananya, saya hanya akan mengantar teman sampai di depan gedung rektorat. Kebetulan, fakultas kami tidak begitu jauh dari gedung rektorat. saya mau pulang ke kostan ganti baju sekalian makan siang.

Banyaknya kendaraan, terutama motor, yang keluar dari mesjid kampus dan memenuhi ruas jalan di kampus, saya memutuskan  untuk berjalan pelan. Sesampai di depan gedung rektorat, teman turun dari motor dan saya melanjutkan perjalanan pulang.

Musibah akhirnya datang juga. Belum 100 meter dari gedung rektorat, Honda Beat berpenumpang 2 orang melaju dari belakang dan berniat menyalip motor saya dari kanan.Sialnya, stir motornya tersangkut di tali gas motor saya. Saya terpental dan tergeletak di aspal dengan motor yang terseret di pinggir jalan. Sedangkan Honda Beat tersebut terus melaju walaupun keseimbangan jelas-jelas sudah hilang. Bruuuk...! Cowok si joki Beat terhempas di trotoar, tulang kakinya patah, dan tak sadarkan diri sedangkan si cewek (yang dibonceng) sedikit beruntung karena dia terlempar masuk ke taman melewati trotoar. Hanya lutut yang lecet, walaupun dia terlihat sangat shock.

Untungnya, ada teman yang kebetulan lewat. Dialah yang mengantar saya ke Rumah sakit. Saya baru benar-benar sadar setelah setengah jam berlalu di Rumah Sakit. Ternyata sekujur tubuh sudah dipenuhi luka. Alhamdulillah, tidak ada luka yang serius. Di ruangan lain ‘partner’ kecelakaan saya juga sudah sadarkan diri. Seisi UGD, hanya teriakannya yang terdengar ketika lukanya dibersihkan dengan ringer laktat. Yah, saya jauh lebih beruntung.

Satu jam kemudian setelah dokter memberi resep, saya diijinkan meninggalkan rumah sakit. Tanpa sempat berkenalan dengan ‘partner’ kecelakaan saya meninggalkan Ruang UGD. Karena uang di dompet hanya 10 ribu rupiah, biaya administrasi sebanyak 40 ribu rupiah dilunasi oleh teman.

Akhirnya, saya meninggalkan Rumah sakit dengan luka memar sepanjang tubuh plus utang 40 ribu rupiah. Akh...

Tidak ada komentar: