9 Mei 2011

Marx, Agama Bukan Candu!

Menilik kembali sejarah kelahiran sosialisme sebagai salah satu mainstream ideologi modern tidak bisa dilepaskan dari dua kejadian penting, yaitu revolusi Prancis tahun 1789 dan revolusi industri Inggris. Dimana diketahui bahwa term sosialis muncul pertama kalinya dari kejadian tersebut. Semangat awal yang terbangun dari gerakan sosialisme ini adalah upaya kaum minoritas (buruh) dalam memperoleh hak-haknya yang banyak dieskploitasi oleh kaum kapitalis pada saat itu.

Sejalan dengan itu, muncullah tokoh terpenting dalam sosialisme, Karl marx (1818-1883). Di tangannya lahirlah sosialisme ilmiah (marxisme) yang tumbuh dan mempunyai pengaruh yang sangat kuat. Sebenarnya istilah 'Marxisme' merupakan pembakuan dari tokoh-tokoh sosialis yang lain seperti F. Engels, dkk. Tujuannya adalah untuk menyederhanakan teori karl marx sehingga cocok untuk kaum buruh.

Walaupun keduanya adalah anak kandung materialisme, kapitalisme dan marxisme mempertontonkan pandangan yang sangat berbeda. Hal ini dapat dipahami mengingat kelahiran sosialisme (marxisme) tidak lepas dari kapitalisme yang lebih dulu berkuasa. Pertentangan yang terjadi banyak berkutat pada bidang ekonomi dan sosial. Bukan hanya itu, pandangan terhadap keberadaan agama pun menjadi perdebatan antara keduanya. Marxisme cenderung memperlihatkan sikap religio-phobia dan terkenal dengan istilah religion is the opium (agama adalah candu). Tak ayal lagi banyak yang mengutuk marxisme karena sikapnya yang menolak eksistensi agama. Tentu ini sangat kontradiktif dengan paham kapitalisme yang 'memelihara' agama sebagai salah satu alat untuk memperkokoh kapitalisme.

kalau kembali mengingat sejarahnya, Marx bukannya menolak agama. Masyarakat ideal dalam kitab perjanjian baru merupakan impian Marx, hanya saja kondisi pada saat itu dimana agama hanya dijadikan alat untuk mempertahankan posisi kaum kapitalis dalam menindas kaum buruh sehingga Marx mengambil kesimpulan bahwa agama adalah candu. Sehingga pernyataan ini merupakan bentuk ekspresi kekecewaan Marx terhadap realitas agama (gereja,red) gereja pada saat itu.

Sayangnya, marxisme terlanjur menerima cap sebagai paham penolak agama.Pada perkembangan selanjutnya paham ini sama sekali tidak mendapat perhatian dari kaum agamawan. Banyak pemuka agama ramai-ramai membadik Marxisme dengan sebutan rendah, bahkan sampai pada pengkafiran. Tak terkecuali Islam, selain karena Marxisme bersasal dari barat, banyak ulama yang mengharamkan paham ini terkait dengan slogan Karl Marx bahwa agama adalah candu. Padahal candu yang dimaksudkan Marx ketika agama dijadikan alat untuk menghalalkan penindasan, membela tiran, dan mempertahankan status quo yang tidak pro buruh.

Agama apa pun akan menjadi opium ketika keberadaannya hanya dijadikan slogan untuk melegitimasi penindasan dan segala bentuk ketidakadilan. Bukankah agama lahir karena  untuk menghapus penindasan dan ketidakadilan di muka bumi [?]

Tidak ada komentar: