Saya percaya bahwa tidak ada bangsa
besar yang lahir dengan sendirinya, tanpa sebab. Selalu ada faktor X
yang mengiringi perjalanan mereka. Untuk membuktikannya, kita bisa
menoleh torehan sejarah yang mereka bangun. Apa saja yang mereka lakukan
sampai meraih capaian menakjubkan yang bisa menginspirasi bagsa
lainnya. Saya pikir, tidak ada yang benar-benar ajaib, semuanya adalah
konsekuensi logis dari apa yang mereka perbuat.
Sebut
saja, Inggris, Amerika, Jepang, bahkan China. Mereka adalah sekian dari
negara-negara yang mampu menorehkan serta mencetak peradaban besar.
Keberhasilannya berperan sentral dalam mempengaruhi arah peradaban.
Boleh dibilang, mereka mendikte sejarah. Bagaimana tidak, Amerika dengan
keunggulan militer berhasil menjadi polisi dunia. Begitu pula
Jepang dengan kemampuannya mencetak barang berteknologi tinggi, murah,
dan berkualitas. Inggris, China, serta negara maju lainnya juga
demikian.
Seperti saya katakan sebelumnya,
mereka tidak lahir dengan sendirinya. Berdiri sebagai bangsa kemudian
tiba-tiba unggul, dan maju di segala bidang. Tidak demikian. 8 abad yang
lalu, Eropa tidak ada apa-apanya dibanding peradaban lain, terutama
Islam. Jangan sebut Amerika, Jepang, bahkan China, mereka tidak ada
apa-apanya. Kebangkitan Eropa lahir setelah renaissance menguasainya,
abad kegelapan hancur lebur. Disusul ditemukannya alat dan teknologi
canggih yang berhasil mengubah nasib mereka, menguasai dunia.
Juga Amerika setelah berhasil melepaskan diri dari kungkungan Inggris melalui pertempuran heroik George Washington
dan koloninya. Dalam waktu yang tidak begitu lama, Amerika yang dulunya
tempat pembuangan, kini menjadi kekuatan terbesar dunia. Lain cerita
dengan Jepang dan beberapa negara serumpun, perjuangannya lebih heroik
lagi. Bom atom yang merata-tanah-kan Hiroshima dan Nagasaki tidak
meruntuhkan superioritas negara matahari tersebut. Malah, mereka hanya
butuh waktu sekitar 30 tahun untuk menjadi raja, mengungguli Amerika.
Kebangkita Jepang diikuti tetangganya, Korea dan China. Nilai ajaran Confucius tertanam kuat di benak mereka. Memberi semangat kebangkitan luar biasa.
Kalau mau sedikit jeli, sebenarnya
bisa ditarik benang merah yang menghubungkan negara-negara maju
tersebut. Selain faktor internal (budaya) masing-masing. Apa rahasia
sukses mereka? Menjadi pembelajar yang cepat. Ketika penguasa abad
kegelapan Eropa terkagum-kagum dengan kemajuan peradaban Islam, seketika
mereka menjadi pembelajar. Transfer ilmu marak terjadi sampai
pengetahuannya melebihi sang guru, Peradaban Islam. Amerika yang
tertinggal tidak kalah cepat belajarnya. Banyak ilmuwan lahir yang
nantinya berpengaruh besar dalam memajukan Amerika.
Paling ajaib dari semua itu adalah
Jepang. Mungkin banyak yang menyangka bahwa itu merupakan keajaiban.
Saya tidak percaya! Keajaiban hanya untuk orang tolol yang tidak
memahami titik persoalan. Jepang, pasca restorasi Meiji menjadi negara
pembelajar tercepat. Saking besarnya minat belajar, mereka mendatangkan
guru atau ahli yang gajinya lebih tinggi dari kaisar mereka! Pemimpin
tertinggi Jepang. Bayangkan! Usai PD II, otomatis Jepang lumpuh total.
Siapa yang menyangka keunggulan teknologi dikuasai oleh Jepang 30 tahun
kemudian. Amerika sendiri, jelas-jelas sebagai pemenang PD II,
terkaget-kaget. Tapi kenyataan telah berbicara, sejumlah merk dagang
asal Jepang merajai duni. Sebut saja Sony, Toyota, Honda, dan
merk-merk lainnya. Sekali lagi, ini bukan keajaiban yang tumpah dari
langit. Melainkan, atas usaha, kegigihan, kerja keras, niat belajar yang
dimiliki rakyat Jepang.
Tambahan pula, saat ini rakyat
Jepang adalah pembaca buku terbanyak di dunia. Rata-rata mereka
menghabiskan 40 buku dalam setahun. Bandingkan dengan negara-negara
Eropa yang hanya menghabiskan sekitar 20 buku . Tidak usah sebut
Indonesia, tidak bisa dituliskan, malu! Anda tentu mengerti maksud
saya.
Yah, mereka, yang disebut di
atas, adalah negara-negara pembelajar. Mereka sadar bahwa kekuatan
terbesar adalah pengetahuan. Tanpanya, kita hanya bisa jadi pengekor,
penurut, dan terjajah. Mungkin, penggambarannya terlalu dramatis, tapi
demikianlah kenyataannya. Sampai di sini, anda pasti tahu faktor X yang saya maksud.
Jika melihat orang besar, tirulah apa yang dia lakukan. ConfuciusBanyaklah belajar, karena dalam pengetahuan selalu ada jalan...
Wallahu a'lam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar