23 September 2011

Makassar, Kota Daeng yang Tetap Memikat

Saya tidak ingat kapan terakhir kali berkeliling menyusuri jalan di kota Makassar. Berekeliling menikmati jalanan yang sesak di malam hari. Melihat kendaraan yang berjejer menguasai setiap sudut jalan. Sebenarnya saya tinggal di Makassar. Namun, aktivitas banyak saya habiskan di kampus sehingga tidak punya banyak kesempatan menikmati hiruk pikuk kota, terutama di malam hari.

Coto Makasar (source:casavina.com)
Alhamdulillah, malam ini saya punya kesempatan untuk jalan menyusuri sudut kota. Bermodalkan motor butut yang saya punya. Berkeliling sendirian sambil menyempatkan diri menikmati makanan khas Makassar, coto. Saya memutuskan melewati jalan Veteran kemudian belok di perempatan jalan menuju jalan Ratulangi. Di simpang jalan ratulangi, saya mengarahkan kendaraan ke jalan Kakatua. Setiba di ujung jalan, aroma tajam khas coto Gagak memenuhi indra penciuman. Saya memarkir motor kemudian memesan satu porsi coto. Akh, rasanya begitu nikmat. Sepadan dengan harga yang harus saya bayarkan.

Keluar dengan perut kenyang, saya melanjutkan perjalanan menyusuri jalan Penghibur. Sengaja saya pelankan kendaraan sambil mengamati bibir pantai Losari. Cukup mengagumkan mengamati Losari di malam hari. Temaran lampu menghiasi trotoar jalan. Berjejer menambah semarak jalan yang padat. Saya tetap melanjutkan perjalanan. di ujung jalan, saya berputar menuju jalan Ahmad Yani. Berjalan lurus melewati Makassar Trade Center (MTC) yang super sibuk, saya sampai di Jalan Bulusaraung.

Waktu menunjukkan 10.00pm, saya singgah di salah satu warkop di sudut jalan Urip Sumoharjo. Lelah dengan perjalanan yang cukup panjang lepas sudah setelah menyeruput kopi susu. Nikmat sekali. Perjalanan ini ingin saya tutup dengan sebuah catatan kecil. Catatan yang bisa menggambarkan sedikit suasana yang saya rasakan. Makassar memang sudah jauh berubah. Namun, perubahan itu masihlah menyisakan keindahan dan ciri khas kota Daeng ini.

Akhirnya, saya harus melanjutkan perjalanan menuju peristirahatan di Tamalanrea. Tempat saya menikmati banyak keajaiban hidup. Kawasan pendidikan yang tetap hidup dipenuhi hiruk pikuk mahasiswa. Saya tahu, perjalanan malam ini tidaklah begitu spesial bagi orang lain, mungkin. Tapi saya cukup terhibur. Setidaknya, kepenatan selama sepekan terbayar sudah.

Makassar, kota Daeng yang tetap saja memikat mata, menghibur hati. Terima kasih...!

Tidak ada komentar: