29 September 2011

Hidup Terlalu Ironis untuk Dijalani dengan Pesimis

Setiap orang pasti mempunyai cara pandang tersendiri dalam memaknai kehidupan. Cara pandang saya sangat mungkin berbeda dengan orang lain, begitu juga sebaliknya. Tidak menjadi masalah kalau berbeda dan memang begitulah seharusnya. Jadi masalah ketika kita tidak mampu menangkap makna kehidupan kita sendiri. Boleh jadi perbedaan itu muncul karena rentangan waktu kita diisi pengalaman yang berbeda. Jadi, perbedaan muncul karena kita menangkap makna kehidupan dari sisi yang berbeda dengan orang lain.

Kalau saya ditanya, bagaimana anda memaknai hidup? Sederhana saja, hidup adalah serangkaian proses, pencapaian, dan cita-cita. Meskipun, hidup bukan persoalan sederhana untuk dijalani. Perjalanan hidup seperti gerbong kereta api yang menyusuri rel, langkah demi langkah, sampai jauh dan sampailah kita pada stasiun, kematian.Gambarannya memang tidak sesederhana itu, tetpi menurut saya gambaran tersebut cukup sempurna sebagai analogi kehidupan.

Coba kita ingat kembali ketika menginjak usia sekolah. Kita berjuang sampai menamatkan sekolah dasar. Satu rel terlewati. Kemudian kita memasuki dunia remaja sampai dewasa. Coba perhatikan, dalam setiap fase  kehidupan, kita selalu merencanakan langkah selanjutnya. Setelah rencana tercapai, kita merencanakan lagi target selanjutnya. Begitu seterusnya sampai usia dewasa, paruh baya, usia senja hingga menemui ajal.

Lantas jika demikian adanya, kapan kita benar-benar "menikmati" hidup? Jika hidup diisi dengan target, cita-cita, harapan, artinya kita hidup hanya untuk mengejar setiap apa yang kita rencanakan. Intinya, kita tidak menikmati kehidupan. Sekali lagi, hidup kita hanya diisi dengan rutinitas tiada henti. Kemudian kita mati dengan bungkusan kain kafan, hanya itu! 

Hidup terlalu ironis untuk dijalani dengan pesimis. Menyalahkannya pun adalah perbuatan yang sia-sia, tidak perlu! Nikmatilah setiap alur dan proses kehidupan. Waktu tidak akan kembali, sekali pun ditangisi. life must go on! Saya pikir, tidak ada cara lain kecuali menikmati setiap proses kehidupan. Setiap target adalah keharusan, karena memang hidup adalah pencapaian. Namun, yang tertpenting adalah menikmati setiap perjalanan meraih target atau capaian.

Intinya adalah nikmati setiap proses kehidupan. Optimis melihat setiap jejak langkah. Begitu sia-sianya ketika hidup diisi dengan keluhan, tidak ada gunanya! Nikmatilah setiap hembusan napas anda. Kejar apa yang menjadi harapan anda  dan jangan lupa, nikmati setiap prosesnya.

Entahlah jika anda punya pandangan yang berbeda. Apa pun pendapat anda, maka itulah yang benar, setidaknya menurut anda pribadi. Toh, mustahil saya bisa menangkap setiap makna kehidupan. Saya hanya memegang sedikit serpihan gelas kehidupan, boleh jadi andalah yang memegang pecahannya yang lain.. Wallahu a'lam bishawab

Tidak ada komentar: