10 Oktober 2011

Freak...!

Miris rasanya melihat beberapa postingan terakhir di blog ini. Sepertinya sesuatu yang aneh, entah apa itu, terjadi pada diri saya. Padahal saya merasa baik-baik saja. Mungkin saja saya semakin freak. Oh God, kenapa jadi curhat begini. Jadi benci dengan keadaan ini (kok jadi kayak bencong).

Saya sadar, tidak semua orang bisa mendefinisikan keadaan dirinya yang sebenarnya. Tidak bisa melihat realitas pada dirinya, bahwa sesuatu telah terjadi. Tanpa disadari, kemudian berlalu dengan sendirinya.

Iya, saya mengalami disorientasi diri yang parah. Tidak mampu merasakan perasaan sendiri (apa lagi ini). Aneh, betul-betul aneh. Masalah akademik tidak ada, kantong (duit) juga lumayan bagus. Padahal yang kerap bermasalah adalah dua hal tersebut. Singkatnya, saya freak kuadrat tak terhingga.

Yang lebih parah adalah, saya ini laki tulen tapi kenapa curhat di blog. Mungkin karena blog tidak pernah menyela, tanda tidak setuju. Juga tidak mengangguk sebagai bukti persetujuan. Tapi tetap saja, ini jadi kayak bencong. Jadi ceritanya, ada seorang laki-laki curhat lewat blog, kemudian menumpahkan semua isi hatinya yang galau dan itulah saya.

Saya punya banyak teman di kampus, semua orang tahu itu. Tiap hari kami ketemu, tertawa, bercanda, saling mengejek dengan nama panggilan konyol. Sepanjang hari kami berkumpul, bahkan sampai sore, bercerita tentang pengalaman dan kejadian-kejadian bodoh yang pernah dialami. Satu topik yang tidak pernah basi untuk diceritakan, wanita dan sex. Mungkin karena kami remaja labil yang memandang wanita sebagai objek sex. Saya pikir hal tersebut normal bagi pria kebanyakan.

Ketika kami dipisahkan dengan kesibukan masing-masing, saya mulai galau. Kalau sudah begini, satu-satunya yang bisa saya lakukan adalah membuka laptop kemudian menumpahkan semua isi hati (bencong banget yah, fffiiuuh...). Hasilnya adalah deretan notepad yang tidak terhitung jumlahnya. Sebagian besar berisi keluhan, rasa kalut, keresahan dan ujung-ujungnya saya mau mati.

Masalah lain adalah, saya tidak punya alternatif bahan tulisan. Intensitas membaca buku saya menurun drastis. Jadinya, saya tidak punya tema lain untuk ditulis kecuali perasaan dan hidup saya yang tragis. Sampai saya mulai berpikir, apa gunanya orang lain membaca tulisan saya? Padahal, kegembiraan seorang penulis ketika karyanya dibaca dan diapresiasi orang lain.

Sepertinya, saya harus punya kesibukan lain kecuali merenungi nasib. Saya takut nantinya isi blog ini cuma curhatan seorang mahasiswa buntu. Yang paling saya takutkan adalah saya jadi bencong gara-gara sering curhat di blog. Udah freak, bencong pula. Naudzubillahi min zalik, tuhan kasihanilah saya....

Cara lain yang mungkin harus saya tempuh adalah lebih mendekatkan diri lagi pada Tuhan. Tidak lagi main petak umpet dengan Tuhan. Dimana, hanya dekat pada-Nya kalau ada maunya. Beberapa hari yang lalu sebelum ujian seminar, saya tiba-tiba saja rajin shalat tahajjud. Meminta petunjuk padanya. Akan tetapi setelah ujian, shalat lima watu pun tidak pernah full dalam sehari. Selalu saja diskon, satu sampai dua kali. Bukankah ini jahat, berani macam-macam sama Tuhan. Baiklah Tuhan, saya akan rajin shalat [lagi].

Terakhir, saya ingin berdoa. tuhan, tolong dengarkan baik-baik. Ya tuhan ampuni dosa hamba-Mu yang galau dan tidak terurus ini. Tapi tuhan, jika engkau tidak sudi mengampuni dosaku, berikan saja saya wanita cantik yang anggun menawan. bolehkah tuhan? Hahahaha... semakin tidak beres saja. Sekian!

Tidak ada komentar: