16 Mei 2022

Kisah James Read dan Psikologi Uang

Ronald James Read. 25 tahun bekerja memperbaiki mobil di pom bensin dan pembersih lantai selama 17 tahun. Dia tinggal di rumah seharga 12 ribu dolar selama hidupnya. Read meninggal pada tahun 2014 di usia 92 tahun. Setelah meninggal barulah Read terkenal karena menyumbangkan harta sekitar 8 juta dolar atau senilai 112 miliar lebih jika dirupiahkan. Mereka yang mengenal Read kaget bagaimana mungkin memiliki uang sebanyak itu.

Ternyata tidak ada rahasianya. Tidak ada kemenangan lotre, warisan atau harta karun yang diterima Read. Dia hanya menabung atau menginvestasikan uangnya di saham bluechip selama hidupnya hingga puluhan tahun, berkali-kali lipat hingga bernilai lebih dari 8 juta dolar. Itu saja. Dari Petugas kebersihan ke filantrofis.

Penggalan cerita di atas adalah kisah nyata yang diangkat dalam buku The Psychology of Money karya Morgan Housel.

Ada beberapa kisah yang diangkat oleh Housel dalam bukunya, tapi kisah James Read adalah yang paling menyita perhatian saya. Kisah tersebut adalah potret sempurna bagaimana psikologi uang bekerja.

Mengelola uang dengan baik tidak ada hubungannya dengan kecerdasan kita tentang uang dan lebih banyak berhubungan dengan perilaku kita. Sayangnya perilaku sukar diajarkan, bahkan kepada orang-orang yang sangat cerdas. Keputusan finansial ternyata dominan dipengaruhi oleh perilaku, bukan dipengaruhi oleh kemampuan teknis tentang investasi atau keuangan. Tidak jarang kita melihat orang berpendidikan mengelola uang justru lebih buruk.

Suka atau tidak, ada dua topik yang berdampak pada semua orang, tak terkecuali kita semua; kesehatan dan uang.

Industri kesehatan berkembang pesat seiring kemajuan ilmu pengetahuan. Kita bisa sakit kapan saja, tapi berkat kemajuan teknologi, peluang menjadi sehat jauh lebih besar dibanding puluhan tahun lalu. Kita patut bersyukur karenanya. Akan tetapi, industri uang - investasi, keuangan pribadi, perencanaan bisnis - lain ceritanya. Sains semakin berkembang, tapi mengelola uang sepertinya tidak mengalami kemajuan dan akibatnya kesalahan tetap berulang. Rentang waktu puluhan tahun tidak menjadikan semua orang menjadi pengelola uang yang baik.

Belum lama ini kita disuguhi berita mengenaskan. Seorang pegawai bank berpenghasilan 60 juta/bulan melakukan korupsi puluhan miliar. Belakangan diketahui penyebabnya adalah utang. Dia pegawai bank, pengasilan cukup tinggi, dan terlilit utang. Bagaimana mungkin terjadi; ahli keuangan gagal mengelola uang?

Rasanya aneh jika membandingkan pengetahuan keuangan James Read dan pegawai bank di atas. Ajaibnya justru karena hasilnya berbanding terbalik. Apakah ini anomali? Rasanya tidak. Untuk menggambarkannya, saya tertarik dengan pengamatan Voltaire yang dikutip di buku ini, "Sejarah tak pernah mengulang dirinya sendiri; manusia selalu mengulang." Pegawai bank tidak bodoh, dia hanya mengulang kesalahan yang sama dalam mengelola uang.

Tidak ada komentar: