"Selamat Kepada TIMNAS Indonesia atas kegagalannya menjuarai Piala AFF 2010"
Adalah kalimat pertama saya ucapkan ketika wasit meniup peluit panjang tanda berakhirnya pertandingan Timnas Indonesia vs Malaysia pada leg kedua perebutan gelar juara AFF 2010, dimana Malaysia berhasil menyabet gelar juara Piala AFF 2010. Mungkin banyak yang mengira saya tidak punya rasa naionalisme. Sebelum terlanjur menjustifikasi pernyataan saya, bijak kalau anda membaca alasan saya kenapa berkata demikian.
Menilik perjalanan Timnas sejak berlaga di piala AFF 2010 awal Desember silam. Saat itu, laga penyisihan grup melawan Malaysia, dengan gagahnya Timnas membantai Malaysia dengan skor telak, 5-1. Keperkasaan Timnas, berlanjut saat membantai Laos 6 gol tanpa ampun. Sejak itulah perhatian masyarakat tertuju pada Timnas, Media ramai-ramai memberitakan kehebatan Timnas, bahkan sampai acara gosip pun, beberapa personil Timnas nongol. Muncullah nama Irfan Bachdim, popularitasnya meroket. Pemain naturalisasi yang berwajah tampan nan imut.Lanjut, pertengahan Desember, Timnas berhasil masuk semifinal berstatus juara grup dan berhak melawan Filiphina. Beruntung, leg pertama dan kedua diselenggarakan di Senayan. Walaupun agak sulit, akhirnya Timnas berhasil menghempaskan Filiphina dengan agregat 2-0. Konon, Rahma Azhari mengajak dugem pelatih Filiphina, McMenemy, yang berakibat hilangnya konsentrasi pelatih ini dan anak asuhnya pun kalah.
Ujian sebenarnya datang menjelang pertandingan kontra Malaysia di stadion Bukit Jalil, Malaysia. Laga ini merupakan laga away pertama Timnas dalam Piala AFF 2010 ini. Hasilnya pada tanggal 26 Desember 2010, Stadion Bukit Jalil menjadi saksi bisu tumbangnya Garuda. Yah, 3 gol bersarang di gawang Markus, keeper Timnas. Leg kedua di Senayan menjadi satu-satunya harapan Timnas untuk membalas kekalahannya atas Singa Malaya. Espekstasi tinggi terhadap Timnas, doa dari berbagai kalangan, bahkan Timnas sengaja mengundang motivator kondang, Adrie Wongso, untuk memacu semangat pasukan Garuda. Tapi apa daya, laga di Senayan tak mampu menjadikan Indonesia juara walaupun menang 2-1. Akhirnya, Malaysia berhasil menyaber gelar juara Piala AFF 2010 dengan agregat 4-2. Selamat untuk Singa Malaya...!!!
Menurut penulis, beberapa pelajaran penting yang harus diambil. Pertama, Sepakbola jangan dipolitisasi, ini dengan sangat gamblang kita lihat di Timnas saat ini. Tidak ada urusannya sepak bola dengan politik. Kedua, Pemberitaan media yang harus wajar. Media kita yang latah bin latah terlalu mengekspose pemain Timnas, baik langsung maupun tidak langsung. Mereka bukan aktor tapi Pemain Sepakbola profesional. Ketiga, Jangan berbuat macam-macam sebelum bertanding. H-2 sebelum laga puncak seluruh pemain Timnas yang seharusnya istirahat, malah diajak Istighosah (doa bersama,red), dimana logikanya. Keempat, Perbaiki mental pemain. Juara hanya pantas untuk tim bermental juara.
Saya kira itulah segelintir pelajaran yang bisa dipetik setelah kekalahan Timnas pada perebutan juara piala AFF 2010. kalaupun Timnas serta semua elemen terkait mau belajar. Momentum kebangkitan Timnas patut kita jaga dengan terus berbenah diri. Itulah mengapa saya katakan, Untuk menang, TIMNAS pantas kalah...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar