
Kemarin pagi (6 Maret 2011), seperti biasa saya bangun di pagi buta. Saya keluar dari kamar kost, niatnya mau wudhu. Setelah membuka pintu, di bawah pintu, samping sandal jepit, terselip brosur berwarna hijau, entah siapa yang menaruhnya. Kemudian saya perhatikan di pintu tetangga kamar, ternyata kertas yang sama juga terselip di bawah pintunya.
Sekilas saya membaca brosur tersebut. Oh, ternyata brosur pengobatan alternatif yang menggunakan obat herbal, terlihat jelas pada huruf kapital yang tertera pada bagian kiri atas brosur. Luar biasa!!! kata yang keluar tanpa sadar dari mulut saya. Bayangkan, tertulis jelas di brosur yang saya pegang, Menyembuhkan Penyakit TB (20 hari langsung sembuh), Diabetes (10 Hari langsung sembuh), Darah tinggi (5 hari langsung normal), dan masih banyak lagi. Hebatnya lagi, hanya menggunakan obat herbal alami, tanpa zat kimia!
Berdecak kagum, membaca 'iklan' tersebut. Sepengetahuan saya (kebetulan basic saya farmasi), tidak ada obat herbal yang bisa menyembuhkan TB hanya dalam jangka waktu 20 hari. Antibiotik saja belum tentu bisa, apalagi cuma obat sekelas herbal. 'Iklan' yang menyesatkan menurut saya, tinjauan akademis tidak akan mampu menjelaskan hal tersebut.
Apa sih obat herbal itu dan bagaimana cara kerjanya?
Obat herbal merupakan obat yang didapatkan dari tumbuhan yang mempunyai khasiat tertentu. Biasanya penggunaannya berdasarkan tradisi secara turun-temurun atau berdasarkan penelitian yang pernah dilakukan. Dalam herbal sendiri terdapat banyak kandungan senyawa bioaktif, misalnya flavanoid, terpen, polifenol, dan lain-lain. Beberapa senyawa tersebut mempunyai efek farmakologi yang bisa menyembuhkan penyakit tertentu. Dari segi kuantitatif, jumlah senyawa ini sedikit, sehingga butuh waktu lama untuk menyembuhkan penyakit. Obat herbal seperti ramuan, jamu, dan obat tradisonal, sama!!! Butuh waktu yang lama untuk menyembuhkan penyakit. Jadi, hati-hati dengan jamu yang habis diminum langsung sembuh karena kemungkinan besar zat kimia (obat murni) sudah ditambahkan. Alasannya cukup jelas, dosis senyawa berkhasiat dalam jamu cukup kecil, mustahil memberikan efek fisiologi secara langsung.
Mengenai brosur di atas, kita sebagai masyarakat awam harus lebih berhati-hati. Sudah terlalu banyak brosur yang sama telah beredar dimasyarakat. Begitu juga dengan obat tradisonal (obat herbal) yang lain, peredarannya yang kadang tidak terkendali menuntut kita untuk lebih waspada. Jangan sampai hanya karena labelnya Obat herbal, serta merta kita menggunakannya tanpa memperhatikan efek sampingnya.
Wallahu a'lam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar